Maximilie Gregoria Rainford

Welcome, dear commoner.

Shall we begin the journey, now?

.
.
.
copyright © to gluttoria

.
.
.
W h a d d y a e x p e c t ?
.
.
.
GO BACK, WOULD YOU?

.
.
.
copyright © to gluttoria

.
.
.
P f f f t !
K i d d i n g, B u d d y !
.
.
.
Go back, please~!

.
.
.
copyright © to gluttoria

─ Biodata ─

NamaMaximilie Gregoria Rainford
Nama panggilanGreg, Ria
AliasDosa Besar 'Gluttony'
RasOverseer, manusia-Iblis (former)
Tanggal lahir15 November 1853
Umur26 tahun (manusia)
Jenis kelaminPerempuan
Tinggi badan 164 centimeter (5,38058 ft)
Berat badan55 kilogram (121,254 lbs)
Orientasi seksualBiseksual
ZodiakScorpio
Warna rambutUngu
Warna mataUngu
Yang disukaiMakan
Yang tidak disukai Orang semena-mena, miras, rokok, makanan yang tidak sedap dilihat
HobiMakan, mendengarkan lagu
KemampuanSin Regalia, Sin Authority (Insatiable Hunger)
Bentuk regaliaCincin amethyst
Face claimKamishiro Rize (Tokyo Ghoul)

.
.
.
copyright © to gluttoria

─ Trivia ─

Ambidextrous
• Masih merupakan keturunan Raja Beelzebub
• Diadopsi keluarga bangsawan—tepatnya, Duke Rainford
• Minus 1 di mata kanan dan kiri
• Bisa bernyanyi
• Bisa memasak
• Menamatkan pendidikan hingga memiliki gelar Bachelor of Arts
• Meninggal di usia 26 tahun

(will added soon, for the time being)

.
.
.
copyright © to gluttoria

─ Kepribadian ─

Dibesarkan di lingkungan bangsawan saat hidupnya membuat Greg sedikit paham bagaimana jalan pikir manusia normal dan mengetahui apa yang baik dan apa yang buruk meski tidak tertulis jelas di tiap pintu rumah atau tertulis di dalam brosur yang seenaknya ditempel di batang pohon dan tiang listrik.

Ia memiliki pribadi yang dermawan, ramah, dan cenderung perhatian kepada sekitar, namun tidak akan diam apabila melihat hal yang tidak disukainya terjadi. Dapat dikatakan, ada kemungkinan kepribadiannya tidak akan begitu cocok dengan keenam rekan yang lain, namun Greg rasa ia hanya akan mengabaikan mereka agar tidak terjadi perpecahan.

Greg merupakan wanita yang cenderung serius, meski tidak menutup kemungkinan dirinya dapat bercanda. Ia tidak membenci keramaian, namun akan lebih senang apabila berada di tempat yang sepi ditemani earphone yang tersumpal di kedua rungu. Greg tidak segan menegur orang lain dan berdebat karenanya, namun hal itu jarang dilakukannya karena ia malas membuang waktu sehingga yang akhirnya sering terjadi hanyalah gumam sinis dari si puan berambut ungu.

Secara umum, sifat Greg tak ubahnya seperti yang manusia normal lainnya miliki. Yang membedakannya, tentu saja, sifat yang membuatnya terpilih menjadi perwujudan dari dosa besar Gluttony, yakni rakus. Ia menginginkan semua yang tersaji di depannya. Jikalau bisa, memakannya hingga tandas. Sebagai anak yang awalnya dianggap biasa saja—sehingga orangtua angkatnya memilihnya daripada sekian puluh anak panti asuhan lainnya—untuk kemudian lambat laun berubah menjadi seseorang yang susah menahan nafsu makannya, membuat orangtua angkat Greg malah semakin memanjakannya bahkan hingga akhir hayat kedua orangtuanya. Beruntung, karena ia tahu sifatnya yang satu itu, membuat ia selalu menstok camilan dalam jumlah besar. Di manapun, kapanpun, kalian akan dapat melihat dirinya, setidaknya, memiliki satu kantong camilan di tangan.

.
.
.
copyright © to gluttoria

─ Tentang ─

Greg adalah salah satu dari sekian banyak Overseer, yakni makhluk yang bertugas untuk menjaga keseimbangan dunia karena dosa yang dibuat manusia. Menjadi keturunan kesekian ribu sang raja Gluttony—Beelzebub—membuat Greg lantas dipilih menjadi salah satu dari 7 perwakilan para Overseers, dibantu regalia yang mereka miliki. Dengan kemampuannya yang bertambah kuat, ia memiliki kewajiban untuk membasmi Kegare sebanyak-banyaknya.

.
.
.
copyright © to gluttoria

─ Masa Lalu ─

Greg ditemukan di dalam keranjang buah dengan kondisi tertidur, terlantar, dan tertutupi selimut usang pada tahun 1853 di depan sebuah panti asuhan di Edinburgh. Kedua orangtuanya sengaja menelantarkannya karena sang ayah, sebagai keturunan Raja Beelzebub, tidak menginginkan kelahiran seorang wanita. Sampai sekarang pun, takkan ada yang tahu kisah yang satu itu, selain Greg dan para pelaku yang terlibat di dalamnya.

Beruntung, di tahun 1858, hidup Greg yang biasa-biasa saja berubah drastis karena dirinya diadopsi kedua pasangan bangsawan Rainford yang tidak memiliki anak sama sekali. Ia yang pada mulanya hendak diberi nama Daniel pada saat masih dalam kandungan sang ibunda dan diberi nama Anastasia (oleh sang ibu panti) pun akhirnya memiliki nama resmi, yakni Maximilie Gregoria Rainford.

Menyandang nama Rainford rupanya tidak begitu sulit semenjak ia sudah dididik dengan baik sedari kecil, ditambah warna mata yang unik dan tingkat kecerdasaannya di atas rata-rata orang biasa sehingga ia dapat menyelesaikan sekolah hingga universitas. Memiliki keunikan tersendiri di mata orang banyak karena selalu memiliki makanan di tangan namun tidak memiliki perubahan drastis pada tubuhnya, Greg yang dulu lebih sering akrab dipanggil Ria merupakan ‘manusia’ yang sangat dermawan seperti kedua orangtua angkatnya. Greg, yang saat itu tidak tahu apa-apa mengenai jati diri aslinya pun sama bingungnya ketika nafsu makannya bagai tak ada habisnya. Beberapa kali, ia mempertanyakan dirinya sendiri, namun kedua orangtuanya selalu memberinya dukungan positif dan tidak mempermasalahkan nafsu makan Greg yang tak ada habisnya.

Lama-lama, ia terlalu terlena dengan fasilitas keluarga Rainford dan semakin tidak peduli ketika banyak desas-desus tak enak mengenai dirinya atas kerakusannya karena ia malas memberi atensi kepada orang-orang yang menurutnya tidak pantas.

Di tahun yang sama, alias tahun 1875, kedua orangtuanya meninggal dalam kecelakaan kapal laut sehingga ia otomatis menjadi pewaris satu-satunya, alias Duchess of Edinburgh. Masih tidak peduli akan desas-desus, ia tetap menjalankan kebajikan sang ayah angkat—sekaligus demi memperbaiki namanya yang dirusak beberapa bajingan tidak tahu diri.

Di suatu hari yang cerah, pada tahun 1879, seorang pria—yakni sang ayah—mendatanginya dengan tudung yang menutupi wajah. Awalnya Greg hendak menolak kedatangan pria itu karena pria itu menolak saat ditawari secangkir teh—sebagai basa-basi, namun begitu pria itu menyebutkan maksud kedatangannya, Greg tidak bisa tidak tertarik.

“Apakah kau ingin tahu masa lalumu?”
“Maksudmu?”
“Anggap saja hadiah karena telah berhasil bertahan hidup dengan sifat rakusmu.”
“… Bagaimana kau tahu—Kau siapa—?”
“Siapa aku tidaklah penting untuk diketahui. Aku hanya ingin menyampaikan pesan dari kedua orangtuamu.”

Terpaksa, Greg yang tidak bisa menahan rasa ingin tahunya akhirnya mendengarkan pria itu bercerita alasan asli mengapa Greg ditelantarkan oleh orangtuanya. Awalnya, ia tidak percaya, namun ketika pria itu menunjukkan iris mata yang warnanya sama persis dengan miliknya, barulah Greg sadar bahwa pria itu adalah ayahnya, sebelum kemudian keturunan Beelzebub itu menghilang bersama para gagak yang mengelilinginya.

Peristiwa itu rupanya membekas di benak Greg. Mendapati fakta bahwa dirinya merupakan sebuah kegagalan dan tidak diinginkan membuatnya mengurung diri selama berminggu-minggu di kamarnya. Hitungan 55 hari semenjak tanggal 5 Januari 1879 di mana ia bertemu ayah kandungnya, alias tanggal 2 Maret 1879 di mana terjadi kasus pembunuhan Julia Martha Thomas, Greg akhirnya berusaha memperbaiki diri dan kembali memunculkan wajah ke publik, masih tidak memedulikan bisik-bisik negatif mengenainya.

Tindakan Greg yang tidak acuh itu rupanya menjadi senjata bagi sang gadis. Tahun 1880, tepatnya pada tanggal 28 Oktober, menjadi hari di mana sang gadis menghembuskan napas terakhirnya karena diracun oleh pelayannya sendiri yang menaruh rasa dengki karena merasa Greg sebagai anak angkat tak pantas mendapat warisan sebanyak itu dari tuannya.

Kejadian itu membekas di benak banyak orang sehingga akhirnya sehari sesudahnya, setelah pelayan itu mengakui kesalahannya, ia dihukum pancung, menjemput ajal atas perbuatan kejinya.

.
.
.
copyright © to gluttoria

─ 7 Deadly Sins ─

Greg, entah bagaimana, bersama 6 orang lainnya yang sepertinya berada dari era yang berbeda, berkumpul di suatu tempat yang seperti gua, dikelilingi sekelompok orang. Ia tidak tahu kejadian itu merupakan nyata atau mimpi, namun Greg tidak mengambil banyak komentar atas apa yang terjadi di sekelilingnya kala itu.

Salah satu perwakilan dari kelompok itu—yang kelihatan paling kuat—lantas maju dan menjelaskan situasi kepada tujuh orang yang sama sekali asing satu sama lain tersebut.

“Kami—kita adalah Overseers, dan dengan menjadi itu, kedudukan kita lebih tinggi dari manusia biasa.”

Salah satu dari ketujuh itu bertanya apakah mereka dewa atau bukan, dan perwakilan itu menjawab bahwa mereka hanya satu level lebih tinggi dari manusia dalam hal dimensi—sehingga mereka bukanlah dewa. Greg, yang masih tidak tahu dunia di mana ia berpijak, memilih untuk mendengarkan dengan seksama.

“Kami, Overseers, mengawasi manusia untuk memastikan bahwa dunia tidak akan berubah menjadi sebuah kekacauan—karena ulah para manusia. Kami adalah penyeimbang dan kami adalah pengawas dosa-dosa yang mereka lakukan, karena itulah kami disebut ‘Overseer’.”

Perwakilan itu kembali melanjutkan mengenai perwujudan dari ketujuh Dosa Besar yang mengambil bentuk dari 7 benda berbeda—regalia. Pria itu memberikan ketujuh regalia kepada ketujuh asing tersebut. Tiap regalia mengandung kekuatan besar yang bertambah kuat dari setiap generasi yang memegang ketujuh regalia itu sebelumnya.

Ketujuh asing itu memiliki tugas untuk menggunakan kekuatan mereka dan memengaruhi dunia beserta pola pikir manusianya agar dunia tidak berubah menjadi kacau. Menjadi Overseer berarti siap pula untuk digulingkan dari kedudukannya saat ini apabila tidak berhasil mengemban tugasnya dengan baik, karena ketujuh pemegang regalia sebelumnya mengalami hal tersebut dan akhirnya mati setelah 127 tahun kemudian.

“Kalian bukanlah pahlawan super seperti Avengers atau Justice League. Kekuatanmu dan segala hal yang berhubungan dengannya harus disembunyikan karena kalian adalah pengawas bumi dan perwakilan dari kami semua! Sampai nanti saatnya apabila kami merasa kalian tidak cukup pantas mengemban tugas yang diberi, kalian semua harus menjaga keseimbangan dunia, untuk selamanya.”

Greg mengernyit. Avengers? Justice League? Apa itu? Nama kelompok manusia super kah? Greg tidak tahu sama sekali, dan berusaha tetap diam serta mencerna tiap ucapan sang pria.

Para Overseer lalu memberi tahu bahwa mereka telah ‘ditugaskan’ dengan Dosa Besar, 1 dosa untuk 1 kepala, sebagai representasi atas kehidupan mereka sebelumnya, dan memiliki dua kekuatan serta kemampuan yang diberikan kepada mereka. Yang pertama, adalah Sin Regalia. Kekuatan yang mereka terima akan lebih-lebih dari yang sebelumnya karena regalia itu juga menyimpan kekuatan pemilik regalia sebelumnya. Yang kedua, Sin Authority, kemampuan unik yang terkait dengan dosa yang mereka wakilkan.

Untuk Greg sendiri, ia memiliki kemampuan bernama Unsatiable Hunger (kelaparan yang tak pernah terpuaskan). Kemampuan ini memungkinkan sang pemilik dapat memakan segala hal, termasuk kekuatan dan energi orang lain.

Sesudah itu, ia diantar menuju ruangan pribadi yang sudah disiapkan untuknya sebelum nantinya dikirim ke bumi. Sedang Kilika, sepertinya sedikit berbincang dengan sang pemimpin Overseer yang dipanggil Yang Mulia. Ia tidak begitu peduli pada hal itu, dan lebih memilih menikmati hidangan yang disajikan oleh pelayan di dunia Overseer sana.

Di sisi lain, Yang Mulia lantas menjelaskan pada Kilika bahwa meski kemampuan mereka tidak diragukan lagi, namun terkadang dosa para manusia terlalu banyak untuk diserap regalia dan banyak dari dosa itu lalu mengambil suatu wujud yang biasa disebut Filth atau Kegare. Kegare dapat menempelkan dirinya sendiri ke manusia dan memengaruhi manusia tersebut untuk berbuat dosa—bahkan melahirkan Kegare lainnya. Pada dasarnya, tugas ketujuh orang itu adalah untuk membasmi Kegare sebanyak-banyaknya.

Ketujuh orang terpilih—termasuk Greg, tentu saja—itu lalu bertemu di tempat yang telah ditentukan, dan mereka diberi waktu satu hari untuk beristirahat sebelum dikirim ke bumi.

Ada salah seorang yang tidak setuju Kilika menjadi semacam pemimpin bagi mereka bertujuh, namun berujung gagal saat berusaha menyerangnya karena kemampuan yang Kilika miliki berkat regalia-nya. Lantas, Kilika kemudian menjelaskan situasi dan tugas yang harus mereka emban sebagai pemilik regalia saat ini.

“Mereka akan membunuh kita semua apabila kita melakukan kegagalan dan membuang kita begitu saja seperti sampah. Untuk apa kita melayani orang-orang seperti itu? Bukankah akan lebih masuk akal apabila kita membunuh Kegare kapan pun dan di mana pun kita mau?” Kilika berujar, retoris. Greg setuju-setuju saja semenjak sedari awal ia tidak menyukai ide bahwa kegagalan mereka akan dihadiahi kematian.

Dan, sepertinya, Kilika yang tak mengenal rasa takut, membunuh Yang Mulia dan akhirnya membawa keenam rekan yang lain ke bumi karena hendak lari dari amukan para Overseer lain yang merasa marah karena Yang Mulia telah dibunuh.

Tepatnya, pada tahun 2019, mereka sampai di bumi. Kilika kemudian memberi tahu bahwa mereka abadi, namun dapat dibunuh oleh Overseer atau oleh Kegare yang kuat. Ia juga berpesan, agar musuh mereka hanya tetap Kegare, mereka harus membunuh tiap Overseer yang datang pada mereka—sekaligus mengakhiri kejayaan monarki para dewa dan memanggil diri mereka dengan nama Ragnarok.

Agar tidak kehilangan komunikasi satu sama lain, mereka semua tinggal di dalam satu mansion yang terletak di pinggiran kota besar.


.
.
.
.
.
.
.
.
(pintu keluarnya tidak ada, tapi informasi lain yang mungkin perlu kalian ketahui ada di bawah~)
.
.
.
.

.
.
.
copyright © to gluttoria

Ability

Greg memiliki kemampuan yang diturunkan dari Raja Beelzebub kepadanya bernama Cursed Grail, kemampuan di mana para nafsu makan orang-orang dapat ia kendalikan—bagai semua berada di dalam cawan yang ia kuasai. Singkatnya, Greg dapat menciptakan fenomena kanibalisme dengan amat sangat mudah, atau dapat membuat seseorang sangat kelaparan hingga menemui ajal. Beelzebub juga menurunkan kemampuan untuk terbang, dengan dibantu para kelelawar perwujudan hamba setia sang Iblis.

Cincin berbubuhkan permata amethyst yang menjadi bentuk Regalia milik Greg memungkinkan sang wanita mampu memakan segala hal, baik secara raga maupun juga jiwa dan kehidupan seseorang. Kekuatan itu dinamakan Insatiable Hunger, Sin Authority miliknya.

Selain Sin Authority, ia juga memiliki kemampuan berdasar regalia yang ia dapatkan, alias The Regalia of Gluttony. Kemampuan itu—The Black Hole—membuatnya memiliki ‘mulut’ di bagian tubuh yang terdekat dengan musuh sehingga memudahkannya menyerap energi dari sang musuh tanpa harus berusaha banyak. Kekuatan ini efeknya sedikit mirip dengan kekuatan sang pemimpin Ragnarok, Kilika. Hanya saja apabila Kilika menghilangkan kekuatan sang lawan, yang Greg lakukan adalah menyerap serangan lawannya.

Selain itu, karena regalia yang sama dan karena dirinya telah dibangkitkan dari kematian untuk menjadi seorang Overseer, membuatnya abadi dan hanya bisa dibunuh oleh sesama Overseer atau oleh Kegare yang kuat. Keadaan tubuhnya yang tidak sama dengan manusia pula membuatnya dapat bergerak dengan cepat serta dapat memahami ucapan para hewan.
.
.
.

.
.
.
copyright © to gluttoria

Side Story

Kejadian ini terjadi setelah Greg bersama kelima rekannya dibawa kabur oleh Kilika, sang perwujudan Dosa Pride, menuju bumi pada tahun 2019; namun sebelum ketujuhnya memutuskan tinggal di bawah satu atap. Mendarat di tempat yang berbeda-beda—lebih tepatnya, kembali ke tempat yang ketujuhnya tinggali saat masih menjadi manusia, Greg pun kembali menyapa Britania Raya, lebih tepatnya Edinburgh, tempatnya bertumbuh dahulu.

Terpaut 139 tahun lamanya, tentu saja membuat suasana Edinburgh yang terekam di otak dengan suasana yang tersaji di depan matanya begitu berbeda. Pengkastaan—alias monarki—masihlah ada, namun tidak sediskriminatif dahulu. Banyak teknologi baru yang sama sekali asing di matanya. Greg, di hari pertama, dilanda kebingungan bagaimana caranya bertahan hidup di sana. Menggunakan kekuatannya untuk memakan segala barang tentu bukanlah sebuah pilihan. Ia masih memiliki kewarasan sebagai seorang manusia.

Sungguh sial keadaan bagi Greg, sebab akibat kedudukannya yang tinggi dan kematiannya yang tidak wajar, membuat cukup banyak manusia yang kurang lebih tahu sejarah kehidupannya dahulu. Terpaksalah, di hari pertamanya di Edinburgh, ia mengendap-endap mencari pekerjaan di balik tudung hitam yang menutupi wajahnya, sesekali berusaha mati-matian menghindari orang yang mengenali wajahnya.

Sepertinya, keberuntungan kemudian berpihak kepadanya karena seorang pemilik resto kecil-kecilan—yang tidak mengenali wajahnya—mempekerjakan Greg di bidang bersih-bersih. Ya, seorang tukang cuci piring. Tapi Greg tidak mengeluh sama sekali, semenjak dirinya membutuhkan uang untuk hidup. Kira-kira, sebulan lamanya ia bertahan di situasi yang sama, sebelum kemudian memilih keluar karena merasa uang yang ia tabung sudah cukup.

Sesudah ia mengundurkan diri dari restoran tempatnya bekerja, ia membuka kedai minum kecil-kecilan di sebuah tempat yang biaya sewanya cukup murah. Kedainya berjalan cukup sukses, pun dengan pekerjaannya sebagai Overseer. Pun, Greg sepertinya perlu mengucapkan banyak terima kasih kepada pemilik restoran tempatnya bekerja dahulu karena selama ini beliaulah yang membantunya mengatasi gagap teknologinya—saking lamanya ia meloncati perkembangan manusia di bumi.
.
.
.
.
.
(the details of the story)
.
.
.

.
.
.
copyright © to gluttoria

The Universe

Para Overseer adalah makhluk yang berbeda dimensi dengan manusia. Mereka memiliki kemampuan spiritual yang tidak dimiliki manusia dan dapat memengaruhi keadaan di dunia hingga titik tertentu. Overseer adalah makhluk abadi; mereka tidak menua namun dapat dibunuh oleh Overseer lain pula dibunuh dengan senjata yang dibuat para Overseer.

Tujuan utama Overseer adalah untuk mengumpulkan Filth dan dosa para manusia ke dalam regalia, dan agar itu dapat tercapai, kekuatan di regalia itu harus ditingkatkan terus-menerus dengan menyerap Kegare dan mengorbankan nyawa seorang Overseer, tepatnya, sang pemilik regalia. Ritual itu telah terjadi selama ratusan tahun, dan ketujuh yang terpilih ini akan menghabiskan waktu mereka untuk membunuh para Kegare, menyerap Filth ke dalam regalia mereka, dan bila para Overseer menentukan bahwa ketujuh itu bekerja dengan buruk, mereka akan mengorbankan pemilik regalia ke regalia itu sendiri lalu mencari pemilik baru yang nantinya akan memiliki kemampuan dari para pemilik regalia sebelumnya dan Kegare yang terserap ke dalam regalia.

Ritual itu telah berjalan mulus sebelum akhirnya generasi di mana terdapat Kilika Akutagawa, perwujudan Dosa Besar Pride, membunuh Yang Mulia dan melarikan diri ke bumi bersama keenam rekan lainnya.

─────

Ragnarok 7, adalah nama yang dibuat Kilika setelah memutuskan bahwa ia dan keenam rekannya akan menjadi Overseer mandiri, tanpa terafiliasi dengan kelompok Overseer. Ketujuh orang ini merupakan generasi ke 243 dari 7 Dosa Besar para Overseer. Tujuan utama Ragnarok 7 adalah untuk menjadi abadi; menyerap Kegare ke dalam regalia mereka dan mempertahankan diri dari serangan para Overseer lain yang hendak mengambil kembali ketujuh regalia tersebut.

Kilika berkeinginan untuk membinasakan Overseer lain sehingga Ragnarok 7 akan menjadi Overseer terakhir. Namun, keinginannya itu diurungkan sebab ia terpikir bahwa manusia juga butuh Overseer, bukan hanya Ragnarok.

Ragnarok memiliki hubungan yang dapat dikatakan kurang baik dengan 7 Kebajikan dari Acolytes. Mereka, para Acolytes, ingin Ragnarok pergi dari bumi; agaknya, ketujuh perwujudan kebajikan itu memiliki tujuan tersendiri.

─────

Kegare adalah perwujudan dari dosa-dosa manusia. Ketika manusia berbuat dosa, akan muncul semacam atmosfer negatif di sekitar manusia itu dan jika dibiarkan, atmosfer itu akan menyatu dan mengambil suatu bentuk yang dinamakan Kegare. Kegare, hingga berumur 2 tahun, takkan berefek fatal karena hanya memengaruhi manusia, sedangkan Kegare yang hidup lebih lama akan lebih kuat untuk mengambil suatu wujud dan kemudian menyebabkan kekacauan dan menyebabkan manusia merasa putus asa, bahkan ketika para manusia hanya berdiri di dekat Kegare tersebut.

Kegare tidak terlihat oleh mata manusia, namun beberapa dapat melihatnya apabila memiliki kemampuan untuk melihat dan melakukan kontak fisik dengan Kegare; Acolytes pun dibentuk atas dasar untuk melenyapkan Kegare dari muka bumi.

Kegare kuat yang membentuk dirinya menjadi seorang manusia atau Overseer disebut Omen. Omen adalah makhluk yang cukup kuat. Mereka adalah perwujudan Kegare yang sudah hidup bertahun-tahun dan memengaruhi baik manusia atau Overseer. Walau Omen yang terlahir dari manusia biasanya lemah, namun tidak halnya dengan Omen yang terlahir dari Overseer. Mereka akan lebih kuat dari para Overseer dan akan sangat susah ditangani hanya dengan sekelompok kecil Overseer saja.

Salah satu dari Ragnarok yang sudah menemui Omen adalah Kilika; diketahui, nama Omen itu adalah Echidna.

.
.
.
copyright © to gluttoria

The 7 Infos

.
.
(caution: this section is more comfortable to see on desktop mode!)
.
.

NameDesignated SinUsernameCarrdFC
Kilika AkutagawaPride@PinnacIeBeautypinnaclebeauty.carrd.coConsort Yu (FGO)
Hai Yue WenEnvy@lENVYYOUyuewen.carrd.coSaruhiko Fushimi (K)
Evelynn PhoebeWrath@__THEWRATHwhite-sin.carrd.coPark Hayan (Unholy Blood)
Kiyon (Nathaniel) Marto DimedjoSloth@starlightgonestarlight-gone.carrd.coSakamaki Shuu (Diabolik Lover)
Jacque JagaciakGreed@FILTHYGREEDgreedisire.carrd.coKim Dokja (Ominiscient Reader)
Maximilie Gregoria RainfordGluttony@gluttoriagluttoria.carrd.coKamishiro Rize (Tokyo Ghoul)
AnnaLust@proneixaadded soon, ganbatte Anna!Makima (Chainsaw Man)

.

.
.
.
copyright © to gluttoria